Thursday, May 10, 2012

PENDIDIKAN DAN KUALITAS HIDUP

Suatu ketika, saat saya sedang membaca sebuah buku yang berjudul "Laskar Pelangi", saya menemukan sebuah cuplikan kalimat yang cukup menarik. Sayangnya, saya lupa...siapa yang mengucapkan kalimat ini. Kalimatnya kira-kira berbunyi seperti ini : "Bila ada sebuah pintu yang dapat merubah kemiskinan, maka pintu itu sudah pasti adalah pendidikan". Untuk siapapun yang merasa "memiliki" kalimat ini, saya mohon maaf,...sekali lagi bukannya saya tidak mau mengingat anda; saya hanya lupa siapa anda (lho!? sama aja donk!). 
Well, siapapun anda, ucapan anda harus saya akui adalah benar. Secara langsung, mungkin pendidikan tidak dapat merubah nasib atau peruntungan hidup seseorang. Kita tidak hidup di dunia dongeng dan penuh keajaiban dimana segala sesuatu dapat terwujud hanya dalam sekejap mata. Kita hidup di dunia nyata, dimana hasil akhir yang kita capai biasanya sangat bergantung kepada proses dan usaha (sekali lagi biasanya). Memang, dalam beberapa kasus (kehidupan di dunia nyata), ada "sekelumit" keajaiban yang di berikan Tuhan sebagai bentuk rahmat dan belas kasih-Nya untuk menolong umat dan hamba-Nya. Tapi lagi-lagi, kapan dan kepada siapa keajaiban itu akan diturunkan adalah hak preogratif Tuhan, yang tidak dapat diganggu-gugat atau di intervensi oleh siapapun dan apapun. Biarlah ini menjadi rahasia Tuhan yang tidak mungkin kita rumuskan.

Kembali ke pendidikan. Kita tentu menyadari bahwa eksistensi kita di kehidupan dunia ini memiliki tujuan tertentu dan spesial. Saya termasuk orang-orang yang percaya bahwa kita ada karena diadakan (baca: diciptakan), dan saya menolak pendapat golongan evolusionis yang menggantungkan segala sesuatu dengan 'proses ketidak sengajaan' atau 'kehendak alam'. Pendapat  ini bagi saya sangat aneh dan menggelikan. Ilustrasi orang yang berpendapat  seperti ini menurut saya adalah sama dengan orang yang mengatakan : "Buku yang ada di tangan kita ini ada karena tiba-tiba dengan tidak sengaja ada sebuah pohon jatuh di hutan. Lalu, dengan tidak sengaja pohon ini menggelinding ke kota dan masuk ke percetakan. Lalu secara tiba-tiba dan penuh ketidak-sengajaan, dari pohon kayu ini terciptalah buku yang sekarang ada di tangan kita. Ini adalah kehendak alam setelah melalui proses dan jangka waktu yang lama. Ini ilmiah, ini proses kimiawi dan mekanis! Ada rumusnya lho! Jadi buku ini tidak dibuat (baca: diciptakan), tapi semata-mata lahir karena proses alam." Bagaimana menurut anda? Tidak masuk akal bukan?! 
Saya anggap anda sepakat dengan saya, bahwa hidup kita ini memiliki tujuan; saya lebih senang menyebut tujuan ini dengan istilah misi hidup. Misi ini ditentukan oleh Tuhan, Sang Pemberi hidup dan Penyedia kehidupan. Misi hidup kita adalah selain kewajiban untuk menjadi hamba yang baik, kita juga wajib untuk menyebar kebaikan. Pertanyaannya adalah,..bagaimana mewujudkan kebaikan dari dua dimensi itu?
Bersambung,..

No comments:

Post a Comment